Rabu, 15 Juni 2016

Essay “Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang-Bidang Akuntansi”


“Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang-Bidang Akuntansi”

Sering kita dengar jawaban dari para mahasiswa prodi akuntansi ketika ditanya alasan memilih jurusan akuntansi ataupun ketika ditanya cita-cita, mereka menjawab ingin menjadi akuntan. Profesi bidang akuntansi mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan manajemen sektor publik. Berbagai jasa yang ditawarkan oleh profesi bidang akuntansi antara lain mencakup jasa pembukuan, penyusunan/kompilasi laporan keuangan, jasa manajemen, akuntansi manajemen, konsultasi manajemen, jasa perpajakan, jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan, jasa sistem teknologi informasi, pendidikan akuntansi, dan jasa di bidang audit (termasuk di dalamnya pemberian keterangan ahli di persidangan). Untuk dapat memberikan layanan jasa secara professional maka dibutuhkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kepatuhan terhadap etika perilaku yang ditetapkan oleh asosiasi profesi.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada akhir tahun 2015, Indonesia terlibat dalam AEC (Asean Economic Community). AEC/MEA adalah suatu era yang menyatukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara menjadi “satu basis pasar dan produksi”. Dimana akan terjadi arus bebas produk, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal, yang semuanya bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai 1 Januari 2016 merupakan tantangan bagi masyarakat Indonesia di berbagai sektor. Salah satunya, tantangan di bidang jasa profesi akuntansi. Untuk menghadapinya, pemerintah telah menyiapkan berbagai perangkat peraturan untuk menjamin adanya persaingan yang sehat dan kompetitif dalam penyediaan jasa profesi akuntansi.
Untuk menghadapi MEA, lulusan sarjana Akuntansi Indonesia sebetulnya tak perlu khawatir jika meliliki strategi seperti, kemampuan dalam Bahasa Inggris, kesiapan mereka juga sangat tergantung pada mental. Banyak yang belum siap kalau mereka bersaing dengan akuntan luar negeri. Selain itu perlu ditetapkan standar kompetensi lulusan sarjana akuntansi sebagai berikut: Mampu menyusun laporan keuangan perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur sesuai dengan standar akuntansi; Mampu menganalisis informasi keuangan untuk kebutuhan internal perusahaan; Mampu mendesain sistem akuntansi manual dan berbasis teknologi informasi; Mampu mendesain Kertas Kerja Audit dan melakukan pengauditan laporan keuangan; Mampu menyusun dan menganalisis laporan keuangan sektor publik; Mampu menghitung, melaporkan, dan menyetorkan pajak sesuai peraturan perpajakan; dan Mampu melakukan riset/menulis karya ilmiah. Ketika kita telah belajar semua kemampuan tersebut dalam perkuliahan di jurusan akuntansi, maka setelah lulus dari universitas nantinya maka kita tidak akan takut dalam menghadapi MEA.

Ø  Referensi:

Berita online (Republika online, 29 Desember 2014)

http://hmjakt-unnes.blogspot.co.id/2015/03/peran-akuntan-dalam-mea-2015.html


Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama      : D. K. Rizkiani
Dosen     : Jessica Barus, S.E., Mmsi.


UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI



Akuntansi International "Analisis Jurnal 3"



Analisis Jurnal 3

Topik / Tema   : Kualitas Informasi Akuntansi
Judul                : PENGARUH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARS(IFRS) TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Penulis  : Umi Wahidah dan Sri Ayem

            Pada era globalisasi saat ini menuntut perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan yang berkualitas tinggi yang dapat dipahami investor. Kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional mendasari munculnya International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973, kemudian berubah menjadi International Accounting Standard Board (IASB) pada tahun 2001. Konvergensi IFRS diharapkan dapat memfasilitasi pertumbuhan dipasar ekuitas Indonesia dengan menyediakan laporan keuangan berkualitas tinggi sehingga dapat melayani kebutuhan investor dan perusahaan. Penelitian ini mengukur predictive value berdasarkan kemampuan laba sekarang untuk memprediksi laba mendatang. Ukuran kualitas relevansi adalah nilai prediktif berupa koefisien ROA untuk menguji apakah kualitas predictive value mengalami peningkatan setelah pengadopsian IFRS, peneliti melakukan analisa regresi berganda data penelitian selama 2 tahun setalah pengadopsian  IFRS. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2012 sampai dengan 2013 yang telah menyajikan laporan keuangan berdasarkan PSAK berbasis IFRS.analisis statistic deskriptif memberikan gambaran secara umum terhadap variabel-variabel setiap model yang digunakan untuk menguji pengaruh pengadopsian IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi untuk melihat pentebaran data variabel-variabel tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengadopsian International Financial Reporting Standard(IFRS) mampu meningkatkan kualitas informasi akuntansi. Pengadopsian IFRS memiliki pengaruh  positif terhadap relevansi yang diukur dengan kemampuan memprediksi. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian pengaruh pengadopsian International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap reliabilitas informasi akuntansi menunjukkan bahwa IFRS berpengaruh positif dan signifikan.

Seminar Nasional dan The 2nd call for syariah paper, ISSN 2460-0784, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama           : D.K Rizkiani
Dosen           : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Akuntansi International "Analisis Jurnal 2"



Analisis Jurnal 2
Topik / Tema   : IFRS  
Judul                           : ANALISIS KOMPARASI KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN PENUH IFRS DI INDONESIA
Nama Penulis  : Glory Augusta E.M. Sianipar dan Marsono
Kecenderungan meningkatnya globalisasi di bidang ekonomi semakin tampak dengan adanya kesepakatan-kesepakatan antar beberapa negara dalam region tertentu untuk bergabung dalam sebuah organisasi yang berorientasi ekonomi seperti Uni Eropa (EU), AFTA, dan NAFTA. Multi National Company (MNC) semakin marak dan beroperasi di berbagai negara dengan bermacam standar laporan keuangan. Hal ini disebabkan tiap-tiap negara mempunyai standar akuntansi yang berbeda dengan negara lain sehingga konsekuensi dari interaksi internasional ini terhadap akuntansi adalah diperlukannya suatu standarnisasi atau aturan umum yang dapat dipakai di seluruh dunia. Penelitian ini menganalisis tentang kualitas informasi akuntansi sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. Kualitas informasi akuntansi diproksikan menjadi tiga variabel yaitu manajemen laba, relevansi nilai dan pengakuan kerugian tepat waktu. Manajemen laba diukur dengan menggunakan discretionary accruals yang dihitung dengan cara menselisihkan total accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC). Dalam menghitung DACC, digunakan Modified Jones Mode. Pengukuran relevansi nilai menggunakan chow test, pengukuran model ini untuk menguji Kesamaan koefisien dari dua kelompok atau lebih. Untuk menguji regresi dengan menggunakan chow test dari laba dan nilai buku secara terpisah.Di dalam penelitian ini mengukur pengakuan kerugian tepat waktu dengan koefisien large negative net income (LNEG). LNEG merupakan variabel indikator yang diukur dengan laba bersih dibagi dengan total aset. Populasi dalam sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang telah diaudit pada tahun 2011 (sebelum pengadopsian penuh IFRS) dan 2012 (sesudah pengadopsian penuh IFRS). Dalam penelitian ini, Paired-Sample T Test digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan pada besarnya manajemen laba antara periode sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS. Pengujian dilakukan terhadap komponen manajemen laba yang dibagi menjadi dua kelompok sampel. H0 diterima menandakan tidak ada perbedaan dalam manajemen laba antara sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak. Oleh karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara relevansi nilai laba sebelum dan sesudah dilakukannya pengadopsian penuh IFRS. Relevansi nilai antara sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS tidak ada yang lebih baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua a (H2a) ditolak.Oleh karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antararelevansi nilai buku ekuitas sebelum dan sesudah dilakukannya pengadopsian penuh IFRS. Relevansi nilai buku ekuitas antara sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS tidak ada yang lebih baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua b (H2b) ditolak. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisien LNEG tidak signifikan. Jadi tidak ada perbedaan antara pengakuan kerugian tepat waktu sebelum dan sesudah dilakukannya pengadopsian penuh IFRS, sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga (H3) ditolak. Berdasarkan uraian analisis yang dijelaskan sebelumnya penelitian ini menarik kesimpulan bahwa kualitas akuntansi sebelum dan sesudah pengadopsian penuh IFRS menunjukkan tidak adanya perbedaan. Dengan adanya pengadopsian penuh IFRS di Indonesia diharapkan terjadinya perbaikan dalam kualitas informasi akuntansi. Hal tersebut memiliki tujuan agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berkualitas tinggi dan dapat digunakan secara global di era globalisasi ini.

Diponegoro journal of accounting Volume 2, Nomor 3., Tahun 2013, ISSN(online): 2337-3806, Universitas Diponegoro


Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : D.K Rizkiani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI



Akuntansi Internasional "Analisis Jurnal 1"



Analisis Jurnal 1
Topik / Tema   : Kinerja Keuangan
Judul               : Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT Astra International Tbk Periode 2007-2009.
Nama Penulis  : Fredrik Natan dan Sinta Setiana

            Sejak tahun 2008, banyak sekali negara yang mengalami krisis global termasuk Indonesia. Banyakperusahaan besar mengalami penurunan pendapatan usaha dikarenakan penurunan market power. salah satu contoh adalah PT Astra International Tbk, dimana tahun 2008 merupakan tahun yang membutuhkan antisipasi khusus, mengingat keadaan ekonomi dan pasar otomotif yang diproyeksikan mengalami penurunan sebagai dampak krisis global yang mengakibatkan terjadinya krisis finansial. Dengan proyeksi seperti itu, PT Astra International Tbk mengandalkan dua kekuatan utamanya untuk mengamankan pendapatan usaha di tahun 2009. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu strategi dan perencanaan yang baik dalam menjalankan usaha agar tetap bertahan. Untuk itu seorang manajer perlu menganalisis laporan keuangan untuk mendeskriptifkan kondisi perusahaan dan bagaimana perusahaan agar lebih efektif dan efisien. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta dan karakteristik suatu perusahaan, yang dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan memecahkan masalah yang dihadapi. Data-data yang dikumpulkan berupa Laporan Keuangan PT Astra International Tbk tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Data-data tersebut kemudian digunakan penulis dengan Analytical Procedures untuk menganalisis laporan keuangan PT Astra International Tbk dengan membandingkan setiap periode laporan keuangan menggunakan analisis rasio, analisis vertikal dan analisis horizontal. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan lima variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu:  Variabel bebas atau independen (X), terdiri dari: Rasio likuiditas (liquidity ratio) (X1),Rasio solvabilitas (leverage ratio) (X2),Rasio aktivitas (activity ratio) (X3), Rasio profitabilitas (profitability ratio) (X4) dan  Variabel tidak bebas atau dependen (Y), adalah kinerja keuangan PT Astra International Tbk periode 2007-2009.  Hasil yang didapat oleh penulis adalah berdasarkan analisis terhadap laporan keuangan pada periode 2007 sampai dengan periode 2009, pada kelompok automotif yang telah go public yaitu PT Astra International Tbk. Adapun metode yang digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah analisis horizontal (dinamis) dengan menggunakan teknik analisis rasio yaitu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu, atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Hasil penghitungan rasio likuiditas berdasarkan laporan keuangan PT Astra International Tbk periode 2007-2009 : Nilai current ratio yang tertinggi di tahun 2009 yang dikarenakan adanya peningkatan di pos persediaan yang cukup signifikan, Berdasarkan perhitungan quick ratio dapat diketahui bahwa rasio tertinggi adalah tahun 2008 yang dikarenakan adanya peningkatan yang cukup signifikan, yaitu kas dan setara kas dan piutang usaha kepada pihak ketiga sebagai komponen aktiva lancar PT Astra International Tbk, Berdasarkan perhitungan collection period, pada tahun 2009 mengalami peningkatan dan pertumbuhan yang cukup signifikan, Days to sell inventory pun memiliki angka yang tinggi di tahun 2009 yaitu selama 65 hari. Hasil penghitungan rasio solvabilitas berdasarkan laporan keuangan PT Astra International Tbk periode 2007-2009 : Dilihat dari debt equity ratio dilihat bahwa pada tahun 2008 pada PT Astra International Tbk memiliki nilai yang besar namun memiliki pertumbuhan penurunan di tahun 2009. Hal yang sama terjadi pada long term debt to equity ratio, karena pada tahun 2007 juga yang memiliki nilai rasio yang lebih tinggi, Berdasarkan times interest earned, pada tahun 2009 memiliki angka rasio yang tinggi. Hasil penghitungan rasio solvabilitas berdasarkan laporan keuangan PT Astra International Tbk periode 2007-2009 : Cash turnover pada tahun 2007 pada PT Astra International Tbk memiliki angka rasio yang paling besar yaitu 12,77 dibandingkan dengan tahun 2008 dan tahun 2009.  Dari perhitungan di atas bahwa rasio account receivable turnover tertinggi adalah pada tahun 2007 sebesar 14,35. Dari perhitungan diatas diatas bahwa rasio inventory turnover tertinggi adalah pada tahun 2007 sebesar 12,51.Dilihat dari working capital ratio, angka yang positif hanya di tahun 2009 sebesar 5,88. Dari perhitungan diatas rasio perputaran aktiva tetap yang paling tinggi adalah pada tahun 2007 sebesar 1,63. Hasil penghitungan rasio profitabilitas berdasarkan laporan keuangan PT Astra International Tbk periode 2007-2009 :  Gross profit margin PT Astra International Tbk tertinggi terdapat di tahun 2008 sebesar 23,49. Berdasarkan hasil perhitungan operating profit margin, nilai rasio yang tertinggi di tahun 2008 sebesar 14,29. Pretax profit margin tertinggi terdapat di tahun 2008 disini berarti kemampuan perusahaan baik dalam segi operasi dan non operasi baik dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari perhitungan rasio diatas, rasio laba bersih merupakan hal yang paling memberikan informasi yang spesifik. Tingkat pengembalian asset (ROA) tertinggi di tahun 2008.Berdasarkan rasio tingkat pengembalian asset (ROE), nilai tertinggi di tahun 2007. Secara umum PT Astra International Tbk memiliki nilai rasio yang baik, tetapi dilihat dari perbandingan laba bersih di tahun 2009 mengalami penurunan yang diakibatkan adanya krisis financial.
Dilihat dari rasio aktivitas yaitu working capital turnover, PT Astra Internatioanl memiliki rasio negative, PT Astra International Tbk ini memaksimalkan aset yang dimiliki seoptimal mungkin dalam menunjang kinerja operasi dan keuangan perusahaan, menciptakan keunggulan dari segi harga dengan cara menerapkan biaya seefektif dan seefisien mungkin yang tidak berdampak pada output yang dihasilkan perusahaan.

Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No. 3 Tahun ke-1 September-Desember 2010,  Universitas Kristen Maranatha

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama         : D.K. Rizkiani
Dosen : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI