PENDAHULUAN
Dengan bertumbuhnya jaman,
perkembangan ekonomi dalam suatu Negara tentu mengalami banyak perubahan baik
dari sisi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi di sekitar rill. Naik
turunnya ekonomi suatu Negara tentu saja disebabkan oleh banyak factor.
Factor-faktor tersebut bisa saja berasal dari dalam Negara tersebut, maupun
dari luar Negara tersebut.
Dalam setiap Negara tentu saja
mempunyai inflasi dalam ekonominya. Inflasi dapat berakibat buruk,juga dapat
dijadikan pendorong majunya roda perekonomian suatu Negara. Inflasi dapat
dijadikan motor penggerai dalam suatu roda perekonomian Negara, sehingga factor
produksi dapat berjalan dengan seimbang sesuai dengan peningkatan inflasi
tersebut serta dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
ISI
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya
nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap
tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat
tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung
secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan
peningkatan persediaan uang yang kadangkala
dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur
tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Jenis-Jenis
inflasi
·
Berdasarkan Tingkat Keparahannya dibedakan menjadi 4
1.
Inflasi Ringan, yaitu tingkat inflasi sampai dengan 10% atau
20% setahun;
2.
Inflasi Sedang, yaitu antara 10% s/d 30% setahun;
3.
Inflasi Berat, yaitu antara 30% s/d 100% setahun;
4.
Hiper Inflasi, yaitu di atas 100% setahun.
·
Berdasarkan sebab terjadinya:
Demand Inflation, yaitu inflasi
yang timbul karena desakan permintaan masyarakat akan barang dan jasa begitu
kuat. Inflasi ini muncul karena naiknya tingkat pendapatan masyarakat, sehingga
masyarakat cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa
mereka gunakan. Misalnya seseorang yang biasa mengkonsumsi susu satu gelas
sehari, karena pendapatnya meningkat, maka konsumsi susunya juga meningkat
menjadi 3 gelas sehari. Dengan meningkatnya konsumsi atau pembelian, akan
mendorong naiknya harga barang-barang.
Cost atau Cost-push Inflation,
yaitu inflasi yang disebabkan karena naiknya biaya produksi. Misalnya terjadi
kenaikan bahan bakar atau tuntutan buruh akan kenaikan upah, dimana kedua hal
itu merupakan bagian dari biaya produksi, maka perusahaan pun akan menaikkan
harga jual barang dan jasanya.
·
Berdasarkan
asal-usul terjadinya:
Domestic inflation, yaitu inflasi
yang berasal atau bersumber dari dalam negeri; Misalnya pemerintah mengalami
defisit anggaran belanja kemudian pemerintah mencetak uang baru, sehingga
jumlah uang beredar bertambah. Keadaan ini akan mendorong tingkat konsumsi
masyarakat, bila penawaran barang tetap, maka hal ini akan mendorong kenaikan
harga barang-barang.
Imported inflation, yaitu inflasi
yang berasal dari luar negeri. Sebagai contoh adalah negara kita, dimana negara
kita masih banyak mengimpor bahan baku dan barang modal lainnya. Apabila harga
barang-barang yang diimpor itu naik, maka biaya produksi juga meningkat, yang
akhirnya akan menaikkan harga jual barang dan jasa.
Penyebab terjadinya
inflasi
Ada beberapa Faktor yang
menyebabkan terjadinya suatu Inflasi, berikut ini adalah faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya inflasi di suatu negara
A.
Terhambatnya
produksi.
Inflasi
dapat terjadi karena terhambatnya produksi barang dan jasa. Misalnya, pada
musim banjir banyak terjadi kegagalan panen sehingga produksi padi menurun.
Pada saat suatu negara mengalami peperangan, produksi tidak bisa berjalan
lancar karena pabrik-pabrik mengetahui serangan yang mungkin terjadi. Demikian
pula ketika terjadi bencana alam. Akibat produksi terhambat, pasokan barang
kebutuhan masyarakat terhambat dan harga-harga merambat naik.
B.
Meningkatnya
permintaan agregat.
Permintaan
agregat merupakan keseluruhan permintaan dalam perekonomian. Permintaan agregat
berasal dari masyarakat, dunia usaha, maupun pemerintah. Tingginya permintaan
agregat terhadap barang dan jasa apabila tidak diimbangi dengan persediaan yang
mencukupi akan mendorong naiknya harga-harga. Tingginya permintaan masyarakat
terjadi karena pertambahan jumlah penduduk, perubahan selera masyarakat, serta
berlangsungnya hari raya keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal.
C.
Penetapan
harga oleh pemerintah.
Pada umumnya, kenaikan harga bahan bakar
minyak dan tarif dasar listrik akan diikuti oleh naiknya harga-harga barang
lain. Bahan bakar minyak dan listrik merupakan komponen biaya produksi dan
biaya angkut barang yang cukup penting sehingga ikut mempengaruhi harga jual,
baik harga bahan baku maupun barang jadi. Kenaikan harga ini akan terus menular
ke semua sektor lain.
D.
Pengaruh
sektor moneter. Sektor moneter berkaitan dengan jumlah uang beredar, termasuk
kurs mata uang. Ketika jumlah uang beredar meningkat, sementara kemampuan
produksi dalam perekonomian tetap, harga barang-barang bisa merangkak naik.
Nilai uang akan merosot. Hal ini pernah dialami pada masa Orde Lama. Ketika itu
pemerintah mencetak uang secara besar-besaran untuk membiayai pengeluaran
negara. Akibatnya, harga-harga naik enam kali lipatnya. Melemahnya kurs valuta
asing yang mempengaruhi harga barang impor juga akan mendorong inflasi di dalam
negeri.
Penghitungan
Inflasi
Besarnya angka inflasi di
Indonesia dihitung berdasarkan prkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang
disajikan oleh BPS dalam bentuk release yang mengambarkan besarnya inflasi pada
tingkat nasional dan propinsi maupun untuk masing-masing jenis barang dan jasa
yang termasuk dalam pola konsumsi masyarakat. IHK adalah angka indeks yang
mengukur besarnya perubahan harga yang terjadi pada sekelompok barang dan jasa
yang mewakili konsumsi masyarakat rata-rata diperkotaan.
Secara ringkas biasa dihitung
berdasarkan dua komponen utama yaitu, (1) pola konsumsi masyarakat yang
direfleksikan dalam bentuk diagram timbangan dari berbagai jenis barang dan
jasa yang termasuk dalam keranjang belanja (market basket) keluarga dan (2)
perkembangan harga dari masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam
market basket tersebut. Dengan kata lain, IHK adalah angka indeks harga yang
tertinggal dengan timbangan besarnya pengeluaran rata-rata yang dibayar oleh
keluarga di wilayah tertentu. Timbangan ini di peroleh pada tahun yang
digunakan pada tahun dasar dari angka indeks tersebut. Formula yang digunakan
BPS untuk menghitung IHK ialah formula laspeyers:
I(t) = jumlah ( Pi(t) X Qi((0) )
jumlah ( Pi(0) X Qi(0) )
Keterangan :
I(t) : indeks pada periode (tahun atau bulan) t
Pi(t) : harga barang/jasa jenis i pada periode t
Pi(0) : harga barang/jasa jenis i pada periode
dasar atau periode (t-1)
Qi(t) : barang/jasa jenis i (yang dikonsumsi)
pada periode t (ada n jenis)
Qi(0) : barang/jasa jenis i (yang dikonsumsi)
pada periode dasar
:
harga relatif pada periode t terhadap periode dasar
Penghitungan IHK juga bisa
dihitung dengan cara:
P = I (t) - I (t-1) X 100
I (t-1)
Dari formula perhitungan IHK ini
jelas bahwa yang berpengaruh pada besarnya inflasi ada dua faktor utama: harga
relatif pada bulan ke-t dibandingkan bulan ke-(t-1) dan nilai konsumsi barang
dan jasa pada bulan (t-1) yang digunakan sebagai timbangan atau bobot untuk
menghitung angka indeks pada bulan t. sedangkan angka peningkatan inflasi dari
tahun ke tahun dapat dilihat dalam data dibawah ini :
Gambar
: inflasi 2006-2011 & target 2012-2013
Efek
serta Dampak Inflasi
Adapun Efek-Efek dan dampak yang
ditimbulkan dari Inflasi:
1. Efek terhadap pendapatan (equity effect)
Efek tehadap pendapatan sifatnya
tidak merata, ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan dengan adanya
inflasi. Seorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi.
Misalnya seorang memperoleh pendapatan tetap Rp 500.000,00 per tahun sedang
laju inflasi sebesar 10 persen akan menderita kerugian penurunan pendapatan
riil sebesar laju inflasi tersebut yaitu Rp 50.000,00.
2. Efek terhadap efisiensi (efficiency effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola
alokasi faktor-faktor produksi perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan
permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga dapat mengakibatkan
alokasi faktor produksi menjadi tidak efesien.
3. Efek terhadap output (output effect)
Dalam menganalisa kedua efek di
atas (equity dan efficiency effect) digunakan suatu anggapan bahwa output
tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap
distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
4. Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya
tidak akan mengalakkan perkembangan ekonomi biaya yang terus menerus naik
menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Aturan lain
tujuan ini dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah rumah dan
bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan infestasi yang
bersifat seperti ini, infestasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan
ekonomi menurun. Sebagai akibatnya akan lebih banyak penganguran.
Dampak Inflasi
Inflasi
memiliki dampak positif dan juga dampak negatif.
1.
Dampak
positif:
Ø Peredaran / perputaran barang
lebih cepat.
Ø Produksi barang-barang bertambah,
karena keuntungan pengusaha bertambah.
Ø Kesempatan kerja bertambah,
karena terjadi tambahan investasi.
Ø Pendapatan nominal bertambah,
tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
2.
Dampak
Negatif:
Ø Harga barang-barang dan jasa
naik.
Ø Nilai dan kepercayaan terhadap
uang akan turun atau berkurang.
Ø Menimbulkan tindakan spekulasi.
Ø Banyak proyek pembangunan macet
atau terlantar.
Ø Kesadaran menabung masyarakat
berkurang.
PENUTUP
Cara Mencegah Inflasi
Dengan mengunakan Irving Fisher
MV = PT dapat di jelaskan bahwa inflasi timbul karena MV naik lebih cepat dari
pada T. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya inflasi maka salah satu
variabel (M atau V) harus di kendalikan. Cara mengatur vareabel M,V dan T
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kebijaksanaan moneter, fiskal atau
kebijaksanaan yang menyangkut kenaikan produksi.
a. Kebijaksanaan
Moneter
Sasaran kebijaksanaan moneter di
capai melalui jumlah uang yang beredar (M). Salah satu komponen jumlah uang
adalah uang giral (demand deposito). Uang giral dapat terjadi melalui dua cara,
pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke Bank dalam bentuk giro,
instrumen lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah politik pasar
terbuka (jual/beli surat berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank
sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi
dapat lebih rendah.
b.
Kebijaksanaan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut
pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung
mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan mempengaruhi harga.
Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang
berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat
mengurangi permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan.
c. Kebijaksanaan
yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil
laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan
kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat.
Bertambahnya jumlah barang didalam negeri cenderung menurunkan harga.
d. Kebijaksanaan
Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling
harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji atau upah
(dengan demikian gaji/upah secara riil). Kalau indeks harga naik maka upah atau
gaji juga dinaikkan.
DAFTAR
PUSTAKA