NAMA : Dewi Khamala Rizkiani
Kelas : 3EB19
NPM : 21212951
TUGAS BAHASA INDONESIA 2
Berpikir deduktif
Berpikir
adalah berbicara dengan diri sendiri mempertimbangkan, menganalisa dan
membuktikan, bertanya mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Orang yang
berbahagia dan tenteram hidupnya ialah orang yang memikirkan setiap langkahnya
secara akal sehat dan tepat. Beberapa ahli menyebut cara berpikir dengan
istilah top-down (pendekatan induktif) dan bottom-up (pendekatan deduktif).
Kedua cara berpikir tersebut diimplementasikan dalam pengembangan ilmu yang
berbeda. Pengetahuan yang dipergunakan dalam penalaran pada dasarnya bersumber
pada rasio atau fakta. Mereka yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber
kebenaran mengembangkan paham rasionalisme, sedangkan mereka yang menyatakan
bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran
mengembangkan paham empirisme.
Berikut
ini beberapa pendapat mengenai pengertian deduktif :
1.
Menurut
Jujun S Suria Sumantri
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
2.
Menurut
Wikipedia
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pengertian deduktif adalah pengambilan kesimpulan untuk
suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen
dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih
dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
SILOGISME
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan)
dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Jenis-Jenis Silogisme
A. Silogisme kategorial
B. Silogisme hipotetis
C. Silogisme alternative
D. Entimen
A. Silogisme Kategorial :
Silogisme Kategorial adalah silogisme yang
semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis
Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
Akasia membutuhkan air (Konklusi)
- Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
- Apabila
salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
(mayor).
Sebagian makanan tidak menyehatkan
(minor).
Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
-Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
-Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
- Apabila
kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus tidak jujur (premis
1).
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa
disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat
kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
- Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak
mempunyai kesimpulan
-Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
·
Term-predikat
dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya.
Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang.(premis 1)
Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴
Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan
term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif
·
Term
penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
Januari adalah bulan.(minor)
∴
Januari bersinar dilangit?
Silogisme Hipotesis
Silogisme
Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat
hipotesis, dan premis minornya bersifat katagorial. Silogisme Hipotesis ini
dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
- .Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan
ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek (
kesimpulan ).
2.Silogisme hipotesis yang premis minornya
mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul ,
maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang terjadi global warming (
premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul (
kesimpulan ).
3. Silogisme hipotesis yang premis minornya
mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah
belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di
persiapkan maka hasil akan maksimal
4. Silogisme hipotesis yang premis
minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun
, Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke
jalan
Jadi presiden Mubarak tidak
turun.
Silogisme
Alternatif
Silogisme
yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak
alternatif yang lain.
Contoh
My
: Mirzal berada di Lenteng Agung atau Depok.
Mn
: Mirzal berada di Lenteng Agung.
K : Jadi, Mirzal tidak berada di Depok.
My
: Mirzal berada di Lenteng Agung atau
Depok.
Mn
: Mmirzal tidak berada di Depok.
K : Jadi, Mirzal berada di Lenteng Agung.
Entimen
Entimen adalah suatu silogisme yang tidak
mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum,
yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. ciri dari entimen sendiri adalah
penggunaan kata karena. agar lebih mudah dipahami berikut
rumus dari entimen : C=B karena C=A
contoh:
PU : Industri adalah salah satu sumber pencemaran
lingkungan
PK : Pabrik karet adalah salah satu industri
K : Pabrik karet adalah salah satu sumber
pencemaran lingkungan
E : Pabrik karet adalah salah satu sumber
pencemaran lingkungan karena Pabrik karet adalah salah satu industry
Referensi