PERBANDINGAN
AKUNTANSI DI EROPA, AMERIKA DAN ASIA
A.
Analisa Komparatif Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama
dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Di sini akan membahas perbandingan akuntansi Eropa, Amerika dan Asia.
· Benua
Eropa - Inggris
Adopsi IFRS telah dilakukan di beberapa negara, di
antaranya di Uni Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di
bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007),
sedang di Inggris standar yang menyerupai IFRS diperlukan untuk menghindari
masalah tentang perusahaan yang terdaftar dan yang tidak terdaftar di bursa dan
IFRS dianggap sebagai suatu tantangan, yang pada akhirnya menyambut baik IFRS
untuk mengurangi perbedaan antara standar akuntansi di Inggris dan IFRS (Fearnley
dan Hines, 2003).
·
Benua Amerika
Dewan penyusun standar akuntansi di
Amerika Serikat dibentuk pada tahun 1936 dengan nama Committee on Accounting Procedure
(CAP). Dewan ini bekerja sampai tahun 1959 dan berganti nama menjadi Accounting
Princilpes Booard (APB). APB bekerja sampai dengan tahun 1973, kemudian
digantikan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) sampai sekarang
ini.Setelah mengalami beberapa titik waktu (Juncture) dalam merumuskan
prinsip-prinsip akuntansi (Zeff 1984), FASB akhirnya berhasil membuat sebuah
model kerangka konseptual yang mapan disebut, Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC). kerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam
mengembangkan Standard Akuntansi Keuangan di Amerika Serikat.Standar-standar tersebut
berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu kapan pengukuran
dan pencatatan harus dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas
tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut dalam
bentuk laporan keuangan.
· Benua
Asia – Singapura
Di
Singapura adopsi penuh Standar Akuntansi Internasional tidaklah menjadi
masalah. Regulator di negara ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk
mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003 dan
FRS sendiri diadopsi dari AIS. Sampai April 2005 Singapura telah mengadopsi
semua Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IASB, kecuali AIS No.40
tentang Investment Property, yang direvisi oleh IASB dan berlaku pada 1
Januari 2005, sehingga untuk hal tersebut Dewan Standar Singapura memberlakukan
secara efektif pada 1 Januari 2007.
B.
Standar
dan Praktik Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
Setiap
negara tentunya mempunyai aturan akuntansi (standar) yang berbeda-beda.
Perbedaan itu mencakup perlakuan, metode, penyajian dan pelaporan.
Perbedaan akuntansi tiap negara akan
menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis,
auditor, investor dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara.
Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya
produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara
tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara lain misalnya
melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika
standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar
akuntansi yang dipakai di negara lain. Agar pemahaman laporan keuangan menjadi
lebih mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau standar yang seragam.
Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Dengan adanya konvergensi
diharapkan dapat menjembatani persepsi yang keliru dalam mengartikan laporan
keuangan karena semua negara aturannya seragam dengan pemahaman yang sama.
Dengan konvergensi maka tidak ada lagi persepsi yang salah dalam
menginterpretasikan laporan keuangan.
· Standar
Akuntansi
Standardisasi
akuntansi internasional adalah proses membuat satu standar yang umum untuk semua negara. Hal
ini berarti setiap negara wajib menerapkan satu standar akuntansi internasional tanpa
mempertimbangkan faktor-faktor beda yang ada pada setiap negara. Pelaporan keuangan
menjadi lebih dapat diperbandingkan. Akan tetapi penerapan satu standar ini
menyebabkan standar akuntansi menjadi sangat kaku dan tidak dapat mengakomodasi perbedaan
yang ada di antara negara yang satu dengan negara yang lain. Perusahaan-perusahaan
di suatu negara harus menghadapi dan mengantisipasi tekanan sosial, politik,
dan ekonomi dalam negeri, sementara harus menyesuaikan diri dengan standar
internasional yang sangat kompleks. Standardisasi beranggapan bahwa tidak ada perbedaan
antar negara yang satu dengan negara yang lain. Anggapan ini sama sekali tidak benar
sebab setiap negara memiliki karakteristiknya masing-masing yang nyata berbeda. Standardisasi akuntansi
internasional dapat dicapai dengan tiga model pendekatan, yaitu a) international
and political agreement, b) profesional agreement,
dan c) voluntary. Model
pertama
adalah model penerapan standar karena ada perjanjian internasional atau perjanjian politik yang
bisa menyangkut wilayah regional tertentu atau lebih dari wilayah regional. Model kedua
standar akuntansi internasional diterapkan karena adanya perjanjian profesional antara
organisasi profesi akuntansi yang tergabung dalam sutau organisasi akuntansi internasional
seperti IASC/IASB. Dengan demikian IASC/IASB dapat meminta anggotanya untuk
mengadopsi dan menerapkan Standar Akuntansi Internasional (SAI/IFRS). Model
ketiga adalah pendekatan penerapan SAI secara sukarela karena ada kepentingan atau
motivasi tertentu dari suatu negara untuk mengadopsi SAI.
·
Praktik
Akuntansi
Kebutuhan
dari pemakai laporan keuangan berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari
negara-negara common law yaitu Amerika Serikat dan negara-negara
persemakmuran Inggris yang berbeda dengan kebutuhan dari negara-negara code
law seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda (Choi, et al.,
1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia yang belum tentu dibutuhkan di
Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999). Meskipun banyak kritik terhadap standar
akuntansi internasional, banyak pula dukungan terhadap standar akuntansi
internasional. Hal ini karena beberapa organisasi peminjam internasional
mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima secara internasional dan
badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin menuntut penggunan
standar akuntansi internasional. Seperti halnya tekanan dunia internasional
untuk mengadopsi standar akuntansi internasional, sebagai contoh tuntutan Bank
Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang mengharuskan standar akuntansi keuangan
yang sejalan dengan standar akuntansi internasional (Asian Development Bank
Report, 2003). Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi
tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara
internasional.
Referensi
Natalia Titiek Wiyani, S.Pd. Standarisasi,
Harmonisasi dan Konvergensi IFRS (International
Finance Reporting Standar and Practices). (Diakses Pada, 27 Maret 2016.
22:00 WIB).
Efraim Ferdinan Giri. Konvergensi Standar Akuntansi
Dan Dampaknya Terhadap Pengembangan Kurikulum Akuntansi dan Proses Pembelajaran
Akuntansi Di Perguruan Tinggi Indonesia. 2004. STIE YKPN
Yogyakarta (Diakses pada 27 Maret 2016 22:10 WIB)
Ferry Danu Prasetya. Perkembangan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol, No.4, Juli 2012.
Unika Widya Mandala Surabaya. (Diakses pada, 18 Maret 2016. 15:34 WIB).
Intan Immanuela. Adopsi Penuh dan Harmonisasi
Standar Akuntansi Internasional. Universitas Widya Mandala Madiun. (Diakses Pada,
18 Maret 2016. 15:30 WIB).
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : D.K.Rizkiani
Dosen : Jessica
Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
0 komentar:
Posting Komentar