STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN
IFRS
A.
IFRS
di Amerika, Eropa, dan Asia
Tujuan dibentuknya International
Accounting Standards Committee (IASC) dan International Accounting
Standards Board (IASB) adalah menyusun standar pelaporan keuangan
internasional yang berkualitas tinggi. Hal ini
sejalan dengan mandat pertemuan negara-negara G-20 di London pada
2 April 2009 untuk mempunyai a single set of high-quality global accounting
standards dalam rangka menyediakan informasi keuangan yang berkualitas
di pasar modal internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, IASC dan
IASB telah menerbitkan principles-based standards yang disebut
sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS) dan
sebelumnya International Accounting Standards (IAS). Kewajiban
untuk menggunakan IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek
(listed companies) merupakan salah satu perubahan paling signifikan dalam
sejarah regulasi akuntansi (Daske dkk., 2008). Telah lebih dari 100 negara
mengadopsi IFRS.
Di dunai internasional, IFRS
telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara- negara Uni Eropa, Afrika,
Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong, Filipina dan
Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80
negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan
mempresentasikan laporan keuangan. Dalam konteks Indonesia, meskipun banyak pro
dan kontra Konvergensi IFRS dengan PSAK (Pedoman Standar Akuntansi Keuangan)
merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin daya saing nasional.
Adapun tujuan
penerapan IFRS adalah:
1.
Memastikan
bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas
tinggi
2.
Transparansi
bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
3.
Dapat
dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
4.
Meningkatkan
investasi
Contoh beberapa Negara
yang mengadopsi IFRS :
·
Amerika
Dewan penyusun standar akuntansi di Amerika
Serikat dibentuk pada tahun 1936 dengan nama Committee on Accounting Procedure
(CAP). Dewan ini bekerja sampai tahun 1959 dan berganti nama menjadi Accounting
Princilpes Booard (APB). APB bekerja sampai dengan tahun 1973, kemudian
digantikan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) sampai sekarang
ini.Setelah mengalami beberapa titik waktu (Juncture) dalam merumuskan
prinsip-prinsip akuntansi (Zeff 1984), FASB akhirnya berhasil membuat sebuah
model kerangka konseptual yang mapan disebut, Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC). kerangka ini merupakan dasar teoritis bagi FASB dalam
mengembangkan Standard Akuntansi Keuangan di Amerika Serikat.Standar-standar tersebut
berkenaan dengan pengukuran aktivitas ekonomi, penentuan waktu kapan pengukuran
dan pencatatan harus dilakukan, ketentuan pengungkapan mengenai aktivitas
tersebut, penyiapan dan penyajian ringkasan aktivitas ekonomi tersebut dalam
bentuk laporan keuangan.
· Singapura
Di
Singapura adopsi penuh Standar Akuntansi Internasional tidaklah menjadi
masalah. Regulator di negara ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk
mengikuti Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003 dan
FRS sendiri diadopsi dari AIS. Sampai April 2005 Singapura telah mengadopsi
semua Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IASB, kecuali AIS No.40
tentang Investment Property, yang direvisi oleh IASB dan berlaku pada 1
Januari 2005, sehingga untuk hal tersebut Dewan Standar Singapura memberlakukan
secara efektif pada 1 Januari 2007.
·
Inggris
Pembentukan
IASC terjadi pada tanggal 23 Juni 1973 di Inggris yang diwakili oleh organisasi
profesi akuntansi dari sembilan negara (Nobes dan Parker 1995: 9; dan
Solomons,1986: 60). Tujuan pembentukan IASC adalah memformulasi standar dan
mendorong keberterimaan dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia.(Solomons
1986: 60). Sampai saat ini IASC beranggotakan sekitar 150 organisasi atau badan
penyusun standard akuntansi dari 113 negara (media akuntansi, 2000), dan telah
berhasil merumuskan model teoritis yang juga mengadopsi meta teori dengan
menempatkan tujuan sebagai top level. Model ini disebut Framework for the
Preparation and Presentation of Financial Statements (FPPFS) (naskah asli
terdapat di IAI, SAK, Oktober 2004).
B.
Standar
Pelaporan dan Pengungkapan
Pengungkapan
dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan
informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Dalam
pengungkapan dan penyajian informasi tersebut dibutuhkan sebuah aturan atau
standar. Standar akuntansi secara umum diterima sebagai aturan baku, yang
didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui, 2006, dalam
Chariri dan Kusuma, 2010). Standar akuntansi yang berkualitas sangat penting
untuk pengembangan kualitas struktur pelaporan keuangan global. Standar
akuntansi yang berkualitas terdiri dari prinsip-prinsip komprehensif yang
netral, konsisten, sebanding, relevan dan dapat diandalkan yang berguna bagi
investor, kreditor dan pihak lain untuk membuat keputusan alokasi modal (SEC,
2000, dalam Roberts, et al. 2005). Permasalahan akan kebutuhan standar yang
berkualitas tersebut menuntun akan pengadopsian IFRS (International Financial
Reporting Standard) yang berdasar atas adanya peningkatan kualitas akuntansi
dan keseragaman standar internasional.
Pengadopsian
standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan
menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi. IFRS
meminta persyaratan akan item-item pengungkapan yang semakin tinggi sehingga
nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat
akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan
menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan dapat diperbandingkan
dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan
dan beban perusahaan (Petreski, 2005). Pengadopsian terhadap IFRS berdampak
pada aspek-aspek pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income dan
equity (Jermakowijcz, 2004) serta penelitian Daske dan Gunther (2006)
menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS meningkatkan kualitas financial statement.
Butler et al. (2004) mengatakan bahwa earning management pada laporan keuangan
dapat diidentifikasi dengan menggunakan rasio kunci yakni seperti gearing dan
likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat
mengurangi tingkat earning management. Tsalavoutas dan Evans (2010) juga
menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS berpengaruh signifikan terhadap share
holder equity, net income dan liquidity. Peningkatan informasi akuntansi juga
berhubungan dengan pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap informasi
tersebut, pihak yang akan mengidentifikasi setiap kecurangan yang terjadi pada
laporan keuangan. Pihak itu adalah profesi akuntan public.
Indonesia
merupakan negara yang masih dalam tahap transisi pada peraturan IFRS. Program
konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2007. Konvergensi
IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap dan ditargetkan akan selesai pada
tahun 2012 (BAPEPAM–LK, 2010). Pemerintah Indonesia sangat mendukung program
konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan kesepakatan antara
negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah untuk menciptakan
satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara internasional.
IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan dengan
negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk dibandingkan
dengan SAK negara lain.
Referensi
Murni Ana Sulfia Situmorang Dan Dr. Agus Purwanto, Se., Msi., Akt. Transisi
Menuju Ifrs Dan Dampaknya Terhadap Laporan Keuangan. Universitas
Diponegoro
Ferry
Danu Prasetya. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia-Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi-Vol, No.4, Juli 2012. Unika Widya Mandala Surabaya.
Nur
Cahyonowati & Dwi Ratmono. Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi .Universitas Diponegoro
Tulisan Ini Adalah
Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : D.K Rizkiani
Dosen : Jessica
Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
0 komentar:
Posting Komentar